“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan
seorang presiden sekalipun ada
batasnya. Karena kekuasaan yang
langgeng hanyalah kekuasaan
rakyat. Dan diatas segalanya adalah
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut
untuk berbuat suatu kebaikan,
maka jaminan bagi orang tersebut
adalah tidak akan bertemunya ia
dengan kemajuan selangkah pun ”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa
pahlawannya. ” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit
karena melawan bangsamu
sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu
bangsa, tidak dapat berdiri sebagai
suatu bangsa yang
merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam
damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa
pancaroba, tetaplah bersemangat
elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno) “Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi
tiga warna. Selama masih ada ratap
tangis di gubuk-gubuk pekerjaan
kita selesai ! Berjuanglah terus
dengan mengucurkan sebanyak-
banyak keringat. ” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno) “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu :
“Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma
biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa
sebelum bangsa itu merobah
nasibnya ” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno) “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang
lampau adalah berguna sekali untuk
menjadi kaca bengala dari pada
masa yang akan datang. ” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno) “Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang
percaya diri kita sebagai bangsa,
sehingga kita menjadi bangsa
penjiplak luar negeri, kurang
mempercayai satu sama lain,
padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong ” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno) “Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul,
mengebu-gebu, dari pada lukisan
sawah yang adem ayem tentrem,
“Kadyo siniram wayu sewindu lawase ” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno) “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor
burung. Jika dua sayap sama
kuatnya, maka terbanglah burung
itu sampai ke puncak yang setinggi-
tingginya; jika patah satu d
ari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama
sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)